Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eko Yuli, Medali Kedua Anak Gembala

Kompas.com - 31/07/2012, 12:12 WIB

LONDON, Kompas.com - Bagi atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan, tampil di Olimpiade seperti suatu keharusan untuk meraih medali.
    
Tidak banyak atlet yang dua kali berturut-turut tampil di Olimpiade dan meraih medali di kedua kesempatan itu, dan lifter berusia 23 tahun itu adalah salah satunya.
    
Pada Olimpiade beijing 2008, ia menyumbang medali perunggu, dan kali ini di London, pria kelahiran 24 Juli 1989 itu mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia, juga medali perunggu.
    
"Ini prestasi terbaik yang bisa saya peroleh, mungkin memang rejekinya masih perunggu," ujar Eko yang ditemui usai pertandingan di Excel London.
    
Kendati tampil dengan tulang kering dibebat akibat cedera menjelang SEA Games setahun lalu, Eko tetap tampil percaya diri di hadapan juri dan penonton yang memenuhi arena pertandingan.
    
Wajahnya sempat tampak menegang saat menanti atlet China Zhang Jie melakukan angkatan terakhirnyan 178kg, namun setelah Zhang gagal, ia langsung berpelukan dengan para pelatihnya.  "Saya bersyukur masih diberi kesempatan, kalau dia berhasil saya tidak bisa dapat medali," katanya.
    
Perjuangan panjang
Eko yang semasa kecilnya adalah penggembala kambing di kampung halamannya, Lampung, percaya bahwa keberhasilan apapun membutuhkan perjuangan.
    
Ia mengenang bagaimana ia mulai menekuni cabang olahraga yang membesarkan namanya itu, saat masih berusia 11 tahun. "Dari tiga orang yang mengawali latihan sama-sama, yang dua menyerah tidak melanjutkan latihan," kata Eko yang tertarik dengan angkat besi karena sering menyaksikan latihan.
    
Eko yang lahir dari keluarga sederhana, ayahnya penarik becak dan ibu penjaja sayur, mengatakan awalnya menekuni angkat besi karena diajak ikut berlatih.
    
Meski hanya diajak, ia berusaha serius menekuni bidang yang sudah dipilihnya menjadi jalan hidup. "Untuk meraih prestasi harus melalui perjuangan panjang dan pengorbanan. Saya kehilangan masa muda saya untuk berlatih, mengorbankan sekolah," katanya.

"Setiap Olimpiade berat. Empat tahun lalu, sebulan sebelum Olimpiade saya cedera hamstring, beruntung masih bisa mempersembahkan medali. Tahun ini, saya juga masih cedera pada tulang kering kaki kanan saya, Alhamdulillah masih bisa tampil," katanya.
    
Eko mengaku selalu memasang target dalam hidupnya. "Buatlah target setinggi mungkin," kata lifter yang sekarang membela provinsi Kalimantan Timur itu.
    
Suami Masitah yang sedang menanti kelahiran anak pertama mereka itu mengatakan, dalam latihan dan bertanding pun ia selalu memasang target lebih tinggi dan berusaha mencapainya. "Saya mengawali karir dari kelas 35kg, dan selalu memasang target. Setiap tahun hasil angkatannya harus naik 5kg," katanya.
    
"Kalau mau berprestasi, jangan setengah-setengah, kalau cuma main-main, habis waktu masa muda kita," tambah peraih emas SEA Games 2007 dan perak kejuaraan dunia 2009 dan perunggu 2011 itu.
    
Ditanya akan dipersembahkan untuk siapa medali yang diraih, Eko dengan tegas mengatakan untuk keluarganya. "Ini juga hadiah untuk anak saya yang diperkirakan akan lahir dua minggu mendatang. Juga hadiah ulangtahun saya," kata pria kelahiran Lampung, 24 Juli 1989 itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Guinea Masuk Grup 'Neraka' Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

    Guinea Masuk Grup "Neraka" Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

    Timnas Indonesia
    Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

    Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

    Timnas Indonesia
    Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

    Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

    Timnas Indonesia
    Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

    Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

    Internasional
    Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

    Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

    Liga Indonesia
    Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

    Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

    Internasional
    Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

    Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

    Liga Indonesia
    Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

    Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

    Liga Lain
    Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

    Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

    Timnas Indonesia
    Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

    Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

    Timnas Indonesia
    Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

    Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

    Liga Indonesia
    Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

    Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

    Motogp
    Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

    Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

    Timnas Indonesia
    Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

    Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

    Timnas Indonesia
    Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

    Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

    Liga Lain
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com